Dalam beberapa tahun terakhir, batik menjadi tren. Tidak
lagi untuk yang berumur paruh baya atau instansi tertentu, batik kini populer
di kalangan anak muda. Model, warna, dan motifnya yang lebih bervariasi membuat
batik tidak lagi monoton. Anak muda pun jadi percaya diri saat mengenakan
batik. Nah travelers, supaya kamu ada referensi dimana bisa mendapatkan kain
atau baju batik berkualitas, kali ini PegiPegi mau kasih informasi tentang
salah satu pusat batik home-made di Solo. Namanya Kampung Batik Laweyan. So,
saat jalan-jalan ke kota ini, kamu bisa mampir untuk menambah koleksi batik
yang bisa dipakai untuk berbagai acara.
Travelers, hal pertama yang perlu kamu tahu adalah Laweyan
tidak hanya tempat belanja batik, tetapi sudah menjadi satu paket tempat wisata
budaya di Solo. Jadi jangan heran ya kalau disana kamu melihat wisatawan lokal
dan mancanegara yang sedang asyik memilih batik atau sedang belajar membuat
batik dari sang ahli.
Saat memasuki kampung ini, nuansa jadul alias jaman dulu
sangat kental terasa. Ini bisa dilihat dari bangunan-bangunan kuno
berarsitektur Eropa: megah, kokoh, bertembok tinggi, serta memiliki
lorong-lorong panjang yang mengular. Menurut sejarah, batik Laweyan ini
dipelopori oleh Kyai Ageng Henis yang hidup pada abad ke-16, tepatnya pada masa
Kerajaan Pajang.
Kini, pengusaha batik di Kampung Laweyan sudah banyak.
Mereka berprinsip untuk menggunakan malam (lilin) dan melakukan proses
pewarnaan dengan bahan alami yang sudah dilakukan sejak pertama kali dibuat.
Mereka secara tegas menolak membuat batik dengan mesin-mesin modern karena
sudah tidak sesuai dengan sejarah pembuatan batik itu sendiri.
Industri rumahan batik juga mengalami dinamika naik-turun,
seperti pada masa pemerintahan Hindia Belanda, masa orde lama, orde baru, dan
reformasi. Hal ini pun berpengaruh pada motif yang awalnya monoton, dan sekarang lebih dinamis karena para
perajin batik bisa berimajinasi dan berkreasi membuat motif yang sesuai dengan
keadaan zaman.
Warna yang dihasilkan pun sudah tidak kuno lagi. Kini, di
Kampung Batik Laweyan kamu bisa melihat banyak sekali warna cerah dengan motif
modern. Kondisi ini pun dilirik oleh anak muda karena saat kamu berjalan-jalan
Laweyan, kamu bisa melihat dan memilih corak, warna, tipe, model, dan motif
yang beraneka ragam.
Tertarik untuk ikut belajar membatik? Travelers bisa
melakukannya juga kok. Biasanya, beberapa kios atau produsen batik memberi
kesempatan buat para wisatawan untuk belajar membatik bersama-sama. Kamu bisa
mencoba menggunakan malam dan canting untuk membuat batik dengan motif apapun
yang travelers suka.
Setelah puas belajar membatik, saatnya shopping. Travelers
bisa memilih berbagai macam jenis batik. Untuk acara santai, formal,
semi-formal, atau untuk sehari-hari, semuanya ada.
Untuk masalah harga, tentu saja relatif. Untuk batik cap,
harganya berkisar dari Rp50.000,- hingga ratusan ribu. Tapi kalau kamu tertarik
memilih batik tulis, kamu harus merogoh kantong lebih dalam karena harganya
bisa mencapai jutaan. Ini juga tergantung bahan dan kerumitan motif yang
dibuat.
Tidak hanya baju, di Kampung Batik Laweyan kamu juga bisa
mendapatkan kerajinan tangan lain, seperti kaos, sandal, dan aksesoris yang
berhubungan dengan batik. Seru, kan? So, kalau travelers ke Solo, jangan lupa
mampir ke Kampung Batik Laweyan.
Sumber : Pegipegi
0 comments:
Post a Comment